Mau tahu ukuran meriam yang pakai, diameter paling kecil 50 cm hingga 100 cm dengan panjang 4 hingga 7 meter. Tentu saja, karena meriam ini terbuat dari kayu gelondongan yang dilubangi ditengahnya. Namun meriam ini tidak menggunakan mesiu melainkan bahan peledaknya adalah senyawa kimia ‘karbit’ atau CaC2, sehingga lebih populer disebut sebagai Meriam Karbit.
Tentu saja suara dentuman yang dikeluarkan sedemikian memekakkan dan terdengar hingga ke seantero kota, bahkan penduduk yang rumahnya disekitar lokasi sudah mengantisipasi dengan menurunkan semua hiasan yang menempel di dinding rumah seperti pigura foto jika tidak mau jatuh sendiri karena kerasnya getaran yang ditimbulkan!
Sejarah mencatat permainan meriam karbit erat kaitannya dengan berdirinya Kota Pontianak. Sultan Syarif Abdurahman Alkadri, pendiri Pontianak menembakkan meriam ke arah daratan. Ia ingin mengusir kuntilanak yang bergentayangan. Untuk mengenang hal itu, warga di tepian Sungai Kapuas membuat replika meriam dari batang kayu besar. Meriam itu diledakan dengan karbit dan disulutkan dengan nyala api.